Kepemimpinan Manajemen Sumber Daya Manusia

Makalah Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia, Program Studi Pascasarjana Manajemen Pendidikan, Diarani Ariesta Wulandari, S.Si, M.Pd

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Menurut George R.Terry (dalam Nurhayati 2012), kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sudarwan Danim (dalam Suratminah, 2017) juga memberi pengertian bahwa kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok yang tergabung di dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan dengan suatu karakteristik tertentu agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan dimana teknik kepemimpinan diperlukan untuk menciptakan situasi sehingga menyebabkan orang yang dipimpin timbul kesadarannya untuk melaksanakan apa yang dikehendaki.

Pengaruh dan kekuatan seorang pemimpin merupakan aspek yang paling krusial yang menjadi barometer keberhasilan kepemimpinan. Menurut Kouzes dan Posner (dalam Raharjo dkk, 2006),Pengaruh adalah  daya yang timbul dari sesuatu yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh merupakan representasi dan kekuatan yang dapat membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan anggota dalam mewujudkan situasi atau iklim kerja sama dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin baik yang lahir dari pendekatan sifat atau perilaku tentu harus memiliki kekuatan pengaruh kepada bawahan,agar bawahan mau mengikuti apa yang diperintahkan dan bekerja sama dengan baik untuk mencapai tujuan.

Kepemimpinan menjadi suatu faktor penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam kehidupan organisasi.  Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar  ditentukan oleh kepemimpinan. Seorang pemimpin dapat menjadi faktor utama penentu keberhasilan dari suatu pekerjaan, tetapi juga menjadi yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Kepemimpinan dapat terjadi dimana saja jika seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang lain kearah tercapainya suatu tujuan tertentu.

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya  jika ada pemimpin di dalamnya. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian sekelompok orang untuk mengikuti pendapatnya dengan kesadaran penuh. Oleh karena itu,seorang pemimpin memerlukan kemampuan untuk membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.

  • Rumusan Masalah
    • Bagaimanakah konsep kepemimpinan dalam manajemen sumber daya manusia?
    • Bagaimanakah tugas-tugas kepemimpinan dalam manajemen sumber daya manusia?
    • Bagaimanakah Implikasi teori kepemimpinan pada sumber daya manusia?
  • Tujuan Permasalahan
    • Untuk mengetahui konsep kepemimpinan dalam manajemen sumber daya manusia.
    • Untuk mengetahui tugas-tugas kepemimpinan dalam manajemen sumber daya manusia.
    • Untuk mengetahui implikasi teori kepemimpinan pada sumber daya manusia.
  • Manfaat Permasalahan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah salah satu sarana dalam memahami kepemimpinan manajemen sumber daya manusia.

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Pengertian kepemimpinan

Dalam suatu organisasi, faktor kepemimpinan memegang peran yang penting yaitu menggerakkan dan mengarahkan organisasi untuk mencapai tujuan. Seorang pemimpin harus memahami setiap perilaku bawahan yang berbeda-beda. Bawahan harus dipengaruhi sedemikian rupa sehingga bisa memberikan pengabdian dan partisipasi kepada organisasi secar efektif dan efisien. Oleh karena itu, kesuksesan usaha dalam pencapaian tujuan organisasi ditentukan oleh kualitas kepemimpinan.

Menurut A. Dale Timple (dalam Umam S, dkk, 2015) Kepemimpinan adalah proses pengaruh sosial dimana manajer mencari keikutsertaan sukarela dari bawahan dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Menurut Joseph. C Rost (dalam Rodiyah, 2011), Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya. Menurut Copeland, kepemimpinan adalah seni berhubungan dengan orang lain, yaitu merupakan seni mempengaruhi orang melalui persuasi dengan contoh konkrit. Salah satu tantangan yang cukup berat yang harus dihadapi oleh pemimpin adalah bagaimana ia dapat menggerakan para bawahannya agar senantiasa mau dan bersedia mengerahkan kemampuannya yang terbaik untuk kepentingan kelompok atau organisasinya. Sering kali menjumpai adanya pemimpin yang menggunakan kekuasaannya secara mutlak dengan memerintahkan para bawahan. Hal ini akan menimbulkan suatu hubungan yang tidak harmonis dalam organisasi.

  • Tipe dan Gaya Kepemimpinan
    • Tipe Kepemimpinan Otokrasi

Gaya kepemimpinan otokrasi membangun sistem dimana semua hal berpusat pada atasan atau pemimpin. Dalam kepemimpinan jenis ini, pemimpin memegang semua wewenang dan tanggung jawab penuh.

  • Tipe Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan demokratis berpusat pada kontribusi bawahan dalam setiap proses kepemimpinan. Pemimpin demokratis memegang tanggung jawab terakhir, namun pemimpin tetap mendelegasikan wewenang kepada orang lain dan memastikan proses pekerjaan tetap berjalan dengan semestinya.

  • Tipe Kepemimpinan Strategis

Kepemimpinan strategis yang efektif biasanya mampu membuat berbagai keputusan yang jelas, berani dan praktikal, walaupun ada kemungkinan keputusan tersebut cukup sulit untuk dilakukan, namun akan dibuat berbagai antisipasi dalam mengatasinya sehingga setiap bawahan dapat bekerja semakin efektif sesuai tugas yang telah diberikan.

  • Tipe Kepemimpinan Transformasional

Kepemimpinan transformasional adalah tentang memulai perubahan dalam organisasi, kelompok, diri sendiri dan orang lain. Para pemimpin yang menerapkan tipe kepemimpinan transformasional memotivasi orang lain untuk melakukan lebih dari yang diinginkan bahkan lebih dari yang diduga. Para pemimpin transformasional menetapkan harapan yang lebih menantang dan biasanya mencapai kinerja yang lebih tinggi. Biasanya, pemimpin transformasional merupakan pemimpin yang dinilai karismatik dan memiliki peran sentral serta strategis dalam membawa organisasi mencapai tujuannya.

  • Tipe Kepemimpinan Fasilitatif

Para pemimpin dengan tipe kepemimpinan fasilitatif biasanya terlalu bergantung pada pengukuran dan hasil, bukan pada keterampilan dari para anggotanya. Jika bawahan mampu bekerja sama dengan tingkat kinerja yang tinggi, pemimpin akan lebih ringan pekerjaannya dalam memberikan arahan dan memfasilitasi kelompok tersebut. Sebaliknya, jika bawahan tidak mampu bekerja sama dengan tingkat kinerja yang relatif rendah, maka pemimpin tersebut akan lebih banyak berusaha untuk memberikan arahan dan memfasilitasi demi tercapainya target.

  • Tipe Kepemimpinan Delegatif atau Laissez-Faire

Tipe kepemimpinan delegatif cenderung memberikan kuasa sepenuhnya kepada para bawahan untuk dapat melakukan setiap keputusan dan mengeksekusi setiap keputusan itu. Kepiawaian sang pemimpin terletak pada kemampuan memilih orang-orang kepercayaan yang diletakkan di setiap bagian sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.

  • Tipe Kepemimpinan Transaksional

Kepemimpinan transaksional menekankan proses hubungan pertukaran yang bernilai ekonomis untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kontrak yang telah disetujui bersama. Bernard Bass (1990) mengemukakan bahwa kepemimpinan transaksional didefinisikan sebagai kepemimpinan yang melibatkan suatu proses pertukaran yang menyebabkan bawahan mendapat imbalan atas kinerjanya yang berhasil. 

  • Tipe Kepemimpinan Karismatik

Pemimpin dengan tipe kepemimpinan karismatik pada umumnya menampilkan beberapa karakter yang dapat terlihat seperti seorang yang mempunyai visi yang begitu kuat atau kesadaran tujuan yang jelas. Pemimpin yang bersifat karismatik sangat mengenal akan setiap kemampuan yang dimiliki serta mampu memanfaatkannya demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Para bawahan cenderung mengikuti pemimpin karismatik disebabkan kekaguman dan kepercayaan yang emosional akan kepemimpinannya sehingga ingin berkontribusi bersama dengan pemimpin tersebut.

  • Tipe Kepemimpinan Pelayan

Tipe kepemimpinan pelayan adalah pemimpin yang memfokuskan diri pada orang-orang yang menjadikannya sebagai seorang pemimpin. Pemimpin dengan tipe kepemimpinan pelayan cenderung lebih sosial dan memiliki tujuan untuk kepentingan komunitas bersama.

Ada dua hal yang biasanya dilakukan oleh pemimpin terhadap bawahan yaitu perilaku mengarahkan dan perilaku mendukung. Perilaku mengarahkan dirumuskan sebagai sejauh mana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi satu arah. Contoh bentuk pengarahan dalam komunikasi satu arah adalah menetapkan peranan bawahan, memberitahukan bawahan tentang apa yang seharusnya bisa dikerjakan ,dimana melakukan hal tersebut,dan bagaimana melakukan pengawasan secara ketat. Perilaku mendukung adalah sejauh mana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi dua arah. Contohnya adalah mendengar,menyediakan dukungan dan dorongan,memudahkan interaksi dan melibatkan para pengikut dalam mengambil keputusan. Empat dasar gaya kepemimpinan dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1.Gaya Dasar Kepemimpinan

Gaya 1 ditunjukkan oleh perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan namun rendah dukungan, gaya ini dicirikan dengan komunikasi satu arah. Pemimpin memberikan batasan peranan bawahannya dan memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, dan dimana melaksanakan berbagai tugas. Pemecahan masalah,pembuatan keputusan dan pelaksanaan diawasi secara ketat oleh pemimpin.

Gaya 2 ditunjukkan oleh perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan juga tinggi dukungan. Pemimpin masih banyak memberikan pengarahan dan membuat keputusan, tetapi diikuti dengan meningkatkan komunikasi dua arah yaitu berusaha mendengar pendapat bawahan mengenai keputusan yang dibuat, dan ide serta saran mereka. Pengendalian atas pengambilan keputusan tetap pada pemimpin.

Gaya 3 ditunjukkan oleh perilaku pemimpin yang tinggi dukungan namun rendah pengarahan. Pemimpin dan pengikut saling bertukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuat keputusan. Peranan pemimpin secara aktif adalah mendengar dan tanggung jawab pemecahan masalah dominan ditanggung oleh bawahan karena bawahan dinilai mempunyai kemampuan dalam melaksanakan tugas.

Gaya 4 ditunjukkan oleh perilaku pemimpin yang rendah dukungan juga rendah pengarahan. Pemimpin mendiskusikan masalah bersama-sama dengan bawahan sehingga tercapai kesepakatan dan proses pembuatan keputusan didelegasikan secara keseluruhan kepada bawahan. Bawahan memiliki kontrol untuk memutuskan tentang bagaimana cara pelaksanaan tugas.

  • Tugas-tugas Kepemimpinan dalam sumber daya manusia

Beberapa tugas-tugas kepemimpinan dalam sumber daya manusia antara lain

  1. Sebagai Konselor

Konselor merupakan tugas seorang pemimpin dalam suatu unit kerja untuk membantu atau menolong sumber daya manusia mengatasi masalah yang dihadapinya dalam melakukan tugas yang dibebankan kepadanya. Untuk menjadi konselor yang baik diperlukan keterampilan berkomunikasi, disamping pengetahuan mengenai teori konseling agar kegiatan konseling yang diadakan menjadi efektif. Sebagai konselor, pemimpin harus memiliki kesadaran yang tinggi, kesesuaian antara kata dan perbuatan,sikap respek dan jujur. Beberapa pemimpin menemukan kendala saat berperan menjadi konselor diantaranya perbedaan status antara pemimpin dan bawahan, sikap pengarahan yang tidak objektif,kesibukan pemimpin sehingga jarang bertemu dengan bawahan,perbedaan budaya dan nilai hidup, dan membuat asumsi pribadi mengenai bawahan.

  • Sebagai Instuktur

Seorang pemimpin juga merupakan sebagai pengajar yang baik terhadap sumber daya manusia yang ada dibawahnya. Untuk menjadi seorang instruktur yang baik diperlukan kemampuan keterampilan berkomunikasi timbal balik, dan kemampuan menganggap bawahan sebagai orang baru yang memerlukan pengarahan atau petunjuk dalam melakukan pengerjaannya. Proses pemberian materi oleh pemimpin bukan merupakan penyampaian perintah yang harus dilaksanakan, tetapi merupakan proses belajar-mengajar yang dijalankan dengan penuh kesabaran dan ketekunan, sehingga bawahan dapat memahami konsep kerja dan akhirnya dapat bekerja dengan baik.

  • Memimpin Rapat

Dalam rapat, biasanya pemimpin mengikutsertakan seluruh potensi yang terkait agar dapat mencapai sasaran. Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan dalam mengarahkan bawahan untuk fokus pada materi rapat,mengantisipasi perubahan, mengendalikan para anggota rapat,mendengarkan dan mengembangkan gagasan-gagasan, dan menyimpulkan isi rapat.

  • Mengambil Keputusan

Keputusan yang diambil oleh pemimpin dapat menunjukkan karakter dari seorang pemimpin. Oleh sebab itu, keberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh keterampilan dalam mengambil keputusan terutama di saat kritis. Seorang pemimpin harus benar-benar mengetahui seluk-beluk pekerjaan yang sedang dilakukan, memahami dengan benar sasaran pekerjaan, memahami struktur dan tata hubungan organisasi yang dipimpin, dan memahami segala peraturan yang berlaku dalam organisasi.

  • Mendelegasikan Wewenang

Seorang pemimpin tentu saja tidak dapat mengerjakan semua pekerjaan dalam organisasi seorang diri. Pemimpin perlu mendelegasikan beberapa tugas dan wewenang kepada bawahan yang kompeten. Sistem pendelegasian ini membantu pemimpin dalam hal antara lain : 1) agar dapat memusatkan pemikiran pada tugas tugas – tugas pokok saja; 2) agar tiap pekerjaan dapat selesai tepat waktu; 3) mengembangkan potensi dan kemampuan bawahan serta 4) membangun tingkat percaya diri kepada bawahan yang mempunyai keahlian dibidang tersebut.

  • Implikasi Kepemimpinan Dalam manajemen sumber daya manusia

 Kepemimpinan dan manajemen merupakan dua konsep yang saling berhubungan. Perbedaan yang mendasar dari keduanya adalah pemimpin dapat muncul dari kelompok-kelompok yang sama sekali tidak terorganisasi, sedangkan manajemen hanya ada jika struktur organisasi menciptakan peranan. Jhon Kotter (dalam Robbins 2006) (dalam Dahlia 2013), berpendapat bahwa manajemen berkaitan dengan penanganan masalah. Manajemen yang efektif akan menghasilkan tatanan dan konsistensi yang terwujud dalam rencana-rencana  formal , struktur yang ketat, dan pemantauan hasil perbandingan rencana. Sedangkan kepemimpinan berkaitan dengan penanganan perubahan. Pimpinan mengarahkan suatu organisasi dalam menyusun suatu visi ,kemudian mengomunikasikannya kepada para anggota organisasi agar mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi. Kepemimpinan merupakan salah satu tugas manajer dalam mengelola organisasi. Oleh karena itu kepemimpinan merupakan salah satu fungsi dari manajemen.

Manajemen merupakan suatu proses pencapaian tujuan organisasi melalui usaha-usaha dari sumber daya manusia didalamnya. Dengan demikian, manajer ialah orang yang senantiasa memikirkan kegiatan untuk mencapai suatu organisasi. Seorang manajer harus memahami bahwa ia tidak bekerja sendiri. Manajer tingkat atas,tengah maupun bawah mempunyai bobot peranan walaupun dengan porsi berbeda. Seorang manajer tingkat atas akan lebih memperhatikan para pesaing, rekanan, pejabat pemerintahan dan lain-lain. Kepala bagian atau manajer tengah akan mengelola kelompok pegawai, kepala-kepala bagian lainnya, dan rekanan yang berada diluar sruktur organisasi. Manajer tingkat bawah akan mengelola organisasi internal yang lingkungannya lebih kecil lagi. Baik itu manajer tingkat atas, tengah, maupun bawah harus mampu mengatur dan menjalankan organisasinya menjadi satu-kesatuan. Peranan manajemen yang harus dilaksanakan oleh manajer agar organisasi yang dipimpinnya bisa berjalan secara efektif adalah  memproduksi,melaksanakan, memberikan informasi dan memadukan gagasan.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kepemimpinan dan manajemen merupakan dua konsep yang saling berhubungan. Manajemen berkaitan dengan penanganan masalah sedangkan kepemimpinan berkaitan dengan penanganan perubahan. Oleh karena itu,seorang pemimpin harus memahami konsep kepemimpinan yang meliputi kekuasaan wewenang,kewibawaan, kemampuan dan karakter pribadi agar dapat mengelola sumber daya disekitarnya termasuk sumber daya manusia secara optimal. Kesuksesan usaha pencapaian tujuan organisasi, ditentukan oleh kualitas kepemimpinan.

DAFTAR PUSTAKA

Bangun, W. (2012). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Erlangga.

Hariyanto. (2010). Tipe-tipe kepemimpinan. Diakses dari http://belajarpsikologi.com/tipe-tipe-kepemimpinan/

Marnis. (2009). Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Panca Abdi Nurgama. 

Nurhayati T. (2012). Hubungan Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Kerja. Jurnal Edueksos Vol.1 no.2,Juli –Desember 2012 hal.79. Diakses dari www.syekhnurjati.ac.id pada tanggal 26 November 2018.

Raharjo, T.S, Nafisah, D. 2006. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan (Studi Empiris pada Departemen Agama Kabupaten Kendal dan Departemen Agama Kota Semarang). Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, vol.3 No.2 hal. 69. Diakses dari https://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo pada tanggal 26 November 2018.

Rodiyah I. (2011).  Kepemimpinan Strategis pada Pelayanan Publik Building the Trust. Kalamsiasi : Vol. 4 No. 1 ISSN 1412-7695 (2011) hal 4. Diakses dari http://eprints.umsida.ac.id/34/1/KEPEMIMPINAN%20STRATEGIS.pdf.

Sinambela P.L. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Sinollah. (2010). Pengaruh gaya kepemimpinan Situasional terhadap Motivasi Kerja Karyawan CV.Duta Bangsa Pasuruan. Jurnal OTONOMI Volume 10. No. 2 Nopember 2010 hal.138. Diakses dari https://www.researchgate.net/profile/Mr_Sinollah/publication/265161236_PENGARUH_GAYA_KEPEMIMPINAN_SITUASIONAL_TERHADAP_MOTIVASI_KERJA_KARYAWAN_CV_DUTA_BANGSA_PASURUAN/links/5400ad290cf23d9765a3ff11/PENGARUH-GAYA-KEPEMIMPINAN-SITUASIONAL-TERHADAP-MOTIVASI-KERJA-KARYAWAN-CV-DUTA-BANGSA-PASURUAN.pdf

Sondang P. S. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Sudarmayanti. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Ilham Jaya

Suratminah, S. (2017). Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Perspektif Kecerdasan Spiritual pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tulang Bawang. Jurnal el-Harakah,2003, h.17. Diakses dari  http://repository.radenintan.ac.id/2220/3/bab_2.pdf pada tanggal 26 November 2018

Umam dkk. (2015). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Demokratik Terhadap Motivasi Kerja Dan Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan Tetap PT. Wahana Polimer Indonesia). Jurnal Administrasi bisnis (JAB) Vol.21 No.1 April 2015. Diakses dari http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/831

Winardi. (2000). Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta : Rineka Cipta

Leave a comment